Pages

Friday, May 11, 2012

Ketika Ketaksempurnaan Menjadi Penguatku

Hari ini aku bertemu dengan seorang anak perempuan yang baru saja pulang sekolah. Dia masih duduk kelas 3 SD sama seperti adi bungsuku. Namanya Ani. Dia cantik, imut, masih seperti temennya. Namun ketika berjalan ternyata kedua kaki tidak lurus ke depan tapi membengkok ke dalam. Di saat teman-temannya lari meninggalkannya, dia masih terseok-seok berusaha jalan sambil membawa tas di punggungnya dan kertas karton di tangan kirinya. Iba melihatnya anak sekecil itu sudah merasakannya, namun rasa itu hilang melihat pengorbanannya yang berjalan sendiri tanpa orang di sampingnya padahal rumahnya lumayan jauh dari rumah. Aku saja bisa sampai 5 - 7 menit baru sampai rumahnya, apalagi dia. Awalnya aku menawarkan bantuanku untuk mengantarnya ke rumah karena aku sendiri punya waktu lengang. Dalam perjalanan menuju rumahnya aku bertanya banyak sekali padanya karena dia sendiri tidak suka bicara banyak. Dari setiap jawaban yang keluar dari mulut mungilnya itu menjadi tamparan keras untukku. Anak sekecil ini dengan segala keterbatasannya dia masih sanggup untuk melewati semuanya. Walaupun sering dihina temannya sampai dia menangis dan pernah takut berangkat ke sekolah tapi dia berangkat lagi ke sekolah. Aku ingin bertemu dengna ibu anak ini. Ibu anak ini pasti orang yang sangat hebat bisa menjaga dan merawat anak ini dengan baik. Ternyata ibu anak ini sangat sederhana dan memang selalu menguatkan hati anaknya dan pastinya hatinya sendiri karena harus melihat penderitaan ini. Aku sungguh kagum pada mereka dan aku mendapatkan banyak pelajaran berharga dari mereka. Tentang hidup, tentang menjalani kehidupan ini, tentang menjaga diri di dunia ini. Terima kasih Ibu, terima kasih Ani   :)