Pages

Tuesday, October 23, 2012

Fairy tale

Tasya, itu namanya. Dia anak dari orang ga punya, bahkan untuk beli balon, dia harus nunggu orong-orong gendong gong, IMPOSSIBLE banget lah  -,-   Tapi dia tetap percaya itu. Masa kecilnya ga begitu sebahagai yang dia ceritakan. Dia hanya punya 1 teman dekat, 1 teman yang bisa jadi musuh kapan pun itu, dan 1 geng mainnya. Sampai dia pergi dari tempat kelahirannya dan meninggalkan masa kecilnya. Dalam hati, ia berkata kenapa aku tak sempat mengucapkan perpisahan kepada mereka? Mungkinkah esok kami akan kembali seperti hari ini


* 7 Tahun kemudian *

Hidupnya di tempat baru tak seindah yang ia bayangkan. Disini semua orang memakai topeng dan memegang pisau siap menerkam siapapun yang mereka tak sukai. Sifat mereka lebih rendah dibanding hewan! Dia selalu menjadi mangsa dari monster yang lebih rendah dari hewan itu, tapi sampai dia dewasa, dia tak pernah menaruh sedikit pun dendam untuk membalas kejahatan mereka. Semua rasa bencinya hanya berhenti di mulutnya dan tangisnya.

Ketika dia terjatuh di jurang yang dalam dan gelap, seseorang datang dan mengulurkan tangannya dan membantunya keluar dari dunianya yang menjijikkan dan menyedihkan. Dia diberi segala, dia hidup seperti seorang ratu yang bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan. Dia adalah kakaknya dan tak seorang pun yang mampu memisahkan ikatan di antara mereka. Dia bahagia dan tak pernah lagi menangis, menurutnya menangis adalah tanda bahwa seseorang itu lemah dan tak berdaya!

Hidupnya bergelimangan harta dan kekuasaan. Semua itu ia dapatkan dengan sangat mudah tanpa ada orang yang bisa menjatuhkan. Namun, suatu hari orang yang selalu memegang tangannya meninggalkannya selamanya. Dia di sana sendiri karena ia baru sadar bahwa orang-orang di sana lebih kejam dibanding orang-orang di sekitarnya dahulu. Dia berusaha lari, namun mereka terus mengejarnya

Dia lari ke hutan yang gelap dan dingin. Luka di badannya tak pernah dipedulikannya. Dia hanya ingin kembali bersama orang tuanya. Namun, satu peluru telah bersarang di kaki kanannya, perutnya terkena sabetan pisau, dan tangan kanannya dipukul dengan balok kayu. Secepat apapun dia berlari, dia takkan pernah bisa pergi jauh darinya.

Seseorang datang dan melepaskan topeng yang selama ini ia pakai sehingga orang-orang itu tak tahu bahwa dia adalah orang yang mereka cari. Orang itu adalah sahabat terbaiknya. Dia tidak memiliki apapun, namun dia bahagia. Di tengah kebahagiannya, dia sadar ini pasti akan berakhir dan dia hanya akan melukai sahabatnya. Dia memutar otak untuk mencari cara agar dia bisa tetap ada di sisi sahabatnya namun tak akan pernah menyakitinya.

Namun, semua itu hanya angannya. Orang-orang itu menemukannya dan dia terus berlari. Dia tak bisa terus berlari dan berhenti. Ketika dia berhenti, dia baru sadar kalau sahabatnya dijadikan umpan agar dia tetap menjadi simbol, tapi dia tak pernah bahagia disana.Tapi, orang-orang itu tak berhati, mereka terus mengintai sahabatnya dan akhirnya dia menyerah. Dia menghilang dari sahabatnya dan mereka menghilang darinya dengan sendirinya karena semuanya telah dipindah kuasakan ke orang lain yang haus harta dan kekuasaan.

Dia tak mungkin untuk kembali lagi, karena semuanya telah berubah hanya dia yang tidak berubah. Dia masih berdiri disana menunggu siapapun yang dia tunggu. Kemudian terjatuh dan melihat dirinya telah tergeletak tak berdaya tanpa siapapun disana


******


Tasya terbangun dengan nafas yang tak teratur, keringat dingin menyelimuti dirinya. Lalu, ia bersyukut kalau itu hanya mimpi. Ketika ia beranjak dari tempat tidur, ia baru tersadar tidak semuanya itu mimpi. Kakak dan sabatnya tak lagi di sampingnya, dan itu adalah sebuah kenyataan.

Dengan langkah goyah dia menuju laptopnya dan menulis. "Kakak, aku akan selalu kuat di sini. Berbahagialah di sana! Sahabatku, maaf telah banyak luka yang kutorehkan, satu hal yang harus kau tahu, kau tetap sahabatku walau kau tak pernah menganggapku seperti itu."

Dia berjalan keluar kamar dan tersenyum kepada keluarganya, berjalan keluar rumah dan tersenyum kepada semua temannya. Mimpi itu hanya bunga tidur, namun bertemu kakaknya dan sahabatnya bukanlah sebuah mimpi. Hanya saja itu sebatas mimpi karena dia tak pernah menjaganya

"Ketika dirimu menemukan seseorang yang tulus padamu, sayangi mereka segenap hatimu itu tidak cukup. Jagalah mereka agar mereka selalu berada di sampingmu, karena sekali kamu menyakiti mereka dan mereka pergi, mereka takkan pernah kembali padamu. No second chance in reality, there's second chance in film and song! Keep your beloved people beside you forever after, they're limited  ^_^ "

Thursday, October 18, 2012

Emmm~

Kadang bingung deh, emang kalo pacaran harus jalan bareng terus ya? Smsan tiap saat? Telponan terus gitu? Itu mah jaman jahiliyah gue pas SMP-SMA bahkan awal masuk kuliah  -,-

Lagian nih ya, gue sibuk sama organisasi gue, dia sibuk sama organisasi dia. Gue maen sama temen gue, dia maen sama temen dia. Ketemu di kantin ya senyum dan ngobrol sekedarnya. Emang sih ga keliatan kayak pacaran anak-anak alay itu  *ups maaf, itu pandangan gue ya  :)

Tapi ya kami punya cara sendiri gimana biar tetep deket dan ya lebih serius sih  :)   Salah satunya nih, walau departemen a.k.a jurusan kami beda, ngerjain laporan bareng di kosan gue dari sore sampe malem. Selain itu, makan bareng dari masakan gue sendiri itu juga jurus jitu loh.

Jujur aja, smsan itu paling cuma "Ayang, udah sampe rumah belum? Salam buat ibu bapak, juga oziel ya" Itu doang! Tapi ya kami biasa aja tuh. Malah bapak ibu dia sering ngecengin kapan mau diajak ke Lampung. Terus mama pernah nyeletuk, kayak butuh beli perabotan apa gue lupa buat mantu deh. Ya menurut kami, cukup sih kalo kami jalan baik-baik dan ortu setuju. That's enough! Ga perlu foto bareng, smsan dan telpon yang buang waktu dan uang, jalan bareng yang buang-buang waktu dan uang juga. Dengan gini kami aja bisa bahagia bersama-sama baik saat kami bareng atau bareng temen kami

*Written by me and my boyfriend, MSD  :*